Reina menatap cermin yang menampilkan
wajahnya yang telah selesai dipoles. Ia hanya memberikan BB cream, bedak tabur, maskara, eyeshadow warna coklat pastel, eyeliner,
lipstick matte berwarna merah muda
dan blush on untuk melengkapi hiasan
wajahnya. Reina merapikan rambutnya yang ia gerai, menaruh sedikit rambutnya
kedepan disisi kanan dan kiri kepalanya. Rambutnya yang telah ia buat berombak
dibagian ujung, membuat penampilan Reina semakin cantik. Ditambah lagi gaun
tanpa lengan yang memang menjadi baju favorit Reina, yang membuat penampilannya
terlihat feminim.
Reina menggunakan gaun tanpa lengan
berwarna coklat polos. Untuk tas dan sepatunya, Reina menyamakan warnanya. Ia menggunakan
tas dan sepatu berhak setinggi 5 cm berwarna coklat tua. Reina juga meraih
sebuah cardigan berwarna hitam dengan
aksen mutiara kecil yang menghiasi setiap ujungnya. Reina memasang cardigan tersebut ke bahunya sebelum
melenggang keluar dari kamar menemui pujaan hatinya yang sepertinya sudah
menunggunya diruang tamu.
“Akhirnya, tuan putri Reina turun juga,”
kata Reika yang duduk di ruang tamu bersama Rizky dan Radha yang sedang tidak
bekerja.
“Seharusnya Lo ngasih aware ke dia satu jam yang lalu, Ky,
biar lo nggak lama nungguin putri yang satu ini dandan.”
Rizky hanya menanggapi dengan senyuman.
Matanya terlalu sibuk menatap pemandangan indah yang sedang berjalan kearahnya.
“Sepadan sama hasilnya, Bang. Nggak masalah
kalau harus nunggu lama.”
“Pacarnya, sih, pastinya bakal dibelain,”
cibir Reika yang dibalas kekehan oleh Rizky dan Radha. Sedangkan Reina sendiri
hanya berdiri disamping single sofa
yang diduduki Reika.
“Berangkat yuk, Ky.” Rizky mengangguk
menyetujui ajakan Reina. Sebelum pergi, Rizky berpamitan pada Radha dan Reika.
“Pergi dulu ya, Bang.”
“Jangan lupa oleh-olehnya ya, Bang Rizky.”
Rizky mengacak-acak rambut sebahu Reika yang membuat perempuan tersebut mengerutu
kesal. Setelah memberikan isyarat mata pada Radha, Rizky menyusul Reina yang
sudah berjalan keluar lebih dulu.
*******
Diperjalanan, Rizky tidak henti-hentinya
menatap Reina yang terlihat begitu menawan dengan outfit coklatnya. Rizky tidak suka saat Reina berdandan dengan warna-warna
mencolok. Rizky lebih menyukai tampilan natural dengan pilihan warna yang kalem
seperti yang kini sedang Reina gunakan. Rizky merasa Reina tampak manis dan
begitu menggoda untuk dicicipi.
Reina mengangkat alisnya saat mendapati
Rizky yang menatapnya sambil tersenyum. Alis Reina semakin terangkat tinggi
saat ia melihat senyum Rizky yang semakin lebar. Merasa terganggu dengan hal
tersebut, Reina langsung menyuarakan pikirannya.
“Kamu kenapa, Ky?” Rizky menanggapi
pertanyaan Reina dengan senyuman. Ia membelokkan mobil kearah kanan mengiringi
papan penanda menuju basement sebuah pusat perbelanjaan.
“Kamu cantik hari ini.”
Senyum Rizky semakin melebar saat melihat
senyum malu-malu Reina yang berusaha disembunyikan oleh empunya. Rizky menengok
kesekitarnya mencari tempat untuk memarkir mobilnya.
“Kayak lagu, aja.”
Setelah memarkir mobilnya, Rizky mencondongkan
wajahnya ke arah Reina. Jemari panjang Rizky mengelus lembut pipi merah Reina
yang membuat Reina terdiam menahan nafas dan mengerjapkan matanya. Ia diam
sejenak sambil tersenyum. Lalu dari bibirnya mengalunlah sebait lirik lagu yang
menyampaikan isi hatinya untuk Reina.
“Kau cantik hari ini, dan aku suka.”
Penggalan lirik yang dinyanyikan Rizky tersebut
membuat senyum Reina mengembang, Untuk menutupi rasa malunya, Reina menarik
hidung mancung Rizky yang membuat Rizky tertawa. Rizky membalas dengan ikut
menarik hidung Reina. Mereka terus menarik hidung masing-masing sampai akhirnya
Reina menyerah karena kesulitan bernafas.
“Udah, Ky, aku susah nafas.”
Tarikan di hidung Reina beruba menjadi
elusan. Rizky menjauhkan tubuhnya untuk memberikan ruanga agar Reina bisa
bernafas dengan mudah. Namun mata Risky tetap terlepas dari Reina.
“Ky, kita turun, yuk,” ajak Reina yang
dibalas anggukan oleh Rizky. Mereka turun dari mobil dan berjalan menuju lift
yang membawa mereka ke lantai dasar pusat perbelanjaan tersebut.
Setiap Rizky tidak bekerja, acara wajib
kencan mereka adalah menonton bioskop. Rizky yang dulunya pernah bercita-cita
menjadi sutradara, memang menyukai salah satu karya seni tersebut. Ia menyukai
berbagai genre film, namun genre film yang paling ia sukai adalah film action.
“Ky, kita nonton itu aja, ya.” Rizky melihat
poster film yang ditunjuk oleh Reina. Ia melihat film terbaru yang dibintangi dan
disutradari oleh seorang komika, Raditya Dika.
“Boleh.” Reina tersenyum riang. Rizky merangkul
kekasihnya itu dan berjalan menuju tempat pembelian tiket. Rizky mengantri didepan
loket sedangkan Reina membeli makanan dan minuman sebagai pelengkap menonton.
Setelah mengantri cukup lama, akhirnya
Rizky dan Reina bisa masuk. Mereka berjalan menuju kursi sesuai dengan yang
tertera pada tiket. Rizky dan Reina mendapat kursi dibagian tengah. Mereka duduk
dan mulai memfokuskan perhatian pada film yang sudah dimulai penayangannya tersebut.
*******
Selesai menonton, Rizky dan Reina
mengisi perut mereka di sebuah restoran cepat saji di tempat perbelanjaan
tersebut. Mereka memesan pizza dan minuman dingin. Sembari menunggu pesanan
mereka, Reina mendapati Rizky sedang melamun sambil menatapnya.
“Kamu kenapa, Ky?” Rizky menggaruk
alisnya sambil menggeleng dan tersenyum kepada Reina yang sedikit
mengagetkannya. Namun gelengannya itu langsung mendapat pertanyaan dari Reina.
“Kamu lagi ada masalah?”
“Nggak. Tapi ada yang harus aku bicarain
sama kamu.” Reina merasa kalau nada bicara Rizky berubah serius. Melihat raut
serius dari nada bicara dan raut wajah Rizky, Reina merasa ada sesuatu hal yang
akan terjadi.
“kenapa, Ky?”
“Aku mendapat kerjaan di Kalimantan. Otomatis
aku harus pindah kesana sampai kerjaan aku selesai. Orang kantor bilang kalau
kerjaan aku disana sekitar enam bulan.”
Tubuh Reina terpaku. Ia terdiam dan
hanya bisa mengerjapkan matanya mendengar apa yang baru saja Rizky katakan. Selama
ini, Reina tidak pernah jauh dari Rizky. Reina juga belum pernah berpacaran
jarak jauh. Ia juga tidak menyukai hubungan jarak jauh, karena bagi Reina
hubungan jarak jauh memerlukan hati dan mental yang kuat.
“Apa harus kamu pergi kesana?” Rizky
mengangguk. tangan Rizky menggenggam tangan Reina dan mengelusnya dengan lembut
seakan ingin menenangkan Reina.
“Kamu bakalan disana selama enam bulan?”
“Iya, sayang. Aku nggak bisa nolak kerjaan
itu. Itu penting buat masa depan aku di kantor. Lagipula, aku masih harus
ngumpulin uang yang banyak buat bisa nikahin kamu.” Rizky melihat senyum tipis
terukir di bibir Reina. Rizky juga melihat sorot mata Reina meredup secara
perlahan.
“Tapi kenapa harus ke Kalimantan? Memangnya
nggak bisa di sekitar Pulau Jawa aja?”
“Itu sudah jadi keputusan pihak kantor,
sayang. Aku harap kamu bisa mengerti. Aku tahu kamu sulit menerima hubungan
jarak jauh, tetapi aku berharap kamu mau bersabar selama enam bulan kedepan. Itu
nggak hanya buat aku, tapi ini juga demi masa depan kita. Aku serius dengan
hubungan kita. Aku ingin secepatnya bisa melamar dan menikah dengan kamu.” Reina
akhirnya mengangguk. Senyum terukir di wajahnya mendengar kalimat yang
diucapkan Rizky. Namun ia tidak bisa menutupi sorot matanya yang masih redup
dan raut sedih yang hinggap diwajahnya.
“Terus kapan kamu berangkat?”
“Satu minggu lagi.”
“Aku pasti bakalan kangen banget sama
kamu.” Reina memeluk tubuh Rizky. Reina masih merasa sangat berat ditinggalkan
selama enam bulan.
“Aku juga. Tapi nanti kita masih bisa
teleponan atau video call kalau kamu kangen sama aku.”
“Tapi rasanya pasti beda, Ky. Aku nggak
bisa meluk kamu kayak gini.” Rizky tertawa pelan. Dibalik sifat cuek dan dingin
Reina, ia memiliki sifat manja yang hanya ia tampilkan saat bersama dengan
orang-orang yang dekat dengannya.
“Aku juga bakalan kangen banget sama
kamu. Aku bakalan kangen pelukan kamu, wangi kamu, aku juga bakalan kangen
banget sama manjanya kamu ini.”
Baik Rizky maupun Reina saling tertawa. Reina
yang masih dipelukan Rizky mendongak menatap wajah kekasihnya tersebut. Tangan
Reina mengelus pipi Rizky yang membuat lelaki tersebut menunduk menatap Reina
sambil tersenyum. Mata mereka beradu saling memancarkan rasa cinta satu sama
lain.
“Tapi kamu nggak boleh macam-macam
disana. Ingat ada aku disini yang nungguin kamu.”
“Aku nggak bakalan macam-macam, aku udah
cukup satu macam, sama kamu.” Reina kembali tersenyum mendengar ucapan Rizky.
“Harus sering-sering kasih kabar. Paling
nggak, kasih kabar sehari sekali.”
“Siap, Nyonya.”
“Nggak usah tebar pesona terus genit
sama cewek disana.”
“Iya, aku nggak bakalan ngelirik cewek
lain disana.”
Reina tersenyum dan mengeratkan
pelukannya. Walaupun masih berat hati, namun Reina tidak mau menahan Rizky
dengan keegoisannya. Reina mengerti bahwa semua yang dilakukan Rizky demi
dirinya juga. Reina benar-benar memberikan hatinya sepenuhnya kepada Rizky
dengan harapan bahwa Rizky tidak akan menghancurkannya.
***
Tulisan ini untuk Tantangan Hari Kesepuluh event #30DWCJilid5. Mohon kritik dan saran untuk setiap kekurangan.
Terima Kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar