Kamis, 20 April 2017

Tentang Cinta (Tiga) (#30DWCJILID5)



Reina menatap cermin yang menampilkan wajahnya yang telah selesai dipoles. Ia hanya memberikan BB cream, bedak tabur, maskara, eyeshadow warna coklat pastel, eyeliner, lipstick matte berwarna merah muda dan blush on untuk melengkapi hiasan wajahnya. Reina merapikan rambutnya yang ia gerai, menaruh sedikit rambutnya kedepan disisi kanan dan kiri kepalanya. Rambutnya yang telah ia buat berombak dibagian ujung, membuat penampilan Reina semakin cantik. Ditambah lagi gaun tanpa lengan yang memang menjadi baju favorit Reina, yang membuat penampilannya terlihat feminim.
Reina menggunakan gaun tanpa lengan berwarna coklat polos. Untuk tas dan sepatunya, Reina menyamakan warnanya. Ia menggunakan tas dan sepatu berhak setinggi 5 cm berwarna coklat tua. Reina juga meraih sebuah cardigan berwarna hitam dengan aksen mutiara kecil yang menghiasi setiap ujungnya. Reina memasang cardigan tersebut ke bahunya sebelum melenggang keluar dari kamar menemui pujaan hatinya yang sepertinya sudah menunggunya diruang tamu.
“Akhirnya, tuan putri Reina turun juga,” kata Reika yang duduk di ruang tamu bersama Rizky dan Radha yang sedang tidak bekerja.
“Seharusnya Lo ngasih aware ke dia satu jam yang lalu, Ky, biar lo nggak lama nungguin putri yang satu ini dandan.”
Rizky hanya menanggapi dengan senyuman. Matanya terlalu sibuk menatap pemandangan indah yang sedang berjalan kearahnya.
“Sepadan sama hasilnya, Bang. Nggak masalah kalau harus nunggu lama.”
“Pacarnya, sih, pastinya bakal dibelain,” cibir Reika yang dibalas kekehan oleh Rizky dan Radha. Sedangkan Reina sendiri hanya berdiri disamping single sofa yang diduduki Reika.
“Berangkat yuk, Ky.” Rizky mengangguk menyetujui ajakan Reina. Sebelum pergi, Rizky berpamitan pada Radha dan Reika.
“Pergi dulu ya, Bang.”
“Jangan lupa oleh-olehnya ya, Bang Rizky.” Rizky mengacak-acak rambut sebahu Reika yang membuat perempuan tersebut mengerutu kesal. Setelah memberikan isyarat mata pada Radha, Rizky menyusul Reina yang sudah berjalan keluar lebih dulu.
*******
Diperjalanan, Rizky tidak henti-hentinya menatap Reina yang terlihat begitu menawan dengan outfit coklatnya. Rizky tidak suka saat Reina berdandan dengan warna-warna mencolok. Rizky lebih menyukai tampilan natural dengan pilihan warna yang kalem seperti yang kini sedang Reina gunakan. Rizky merasa Reina tampak manis dan begitu menggoda untuk dicicipi.
Reina mengangkat alisnya saat mendapati Rizky yang menatapnya sambil tersenyum. Alis Reina semakin terangkat tinggi saat ia melihat senyum Rizky yang semakin lebar. Merasa terganggu dengan hal tersebut, Reina langsung menyuarakan pikirannya.
“Kamu kenapa, Ky?” Rizky menanggapi pertanyaan Reina dengan senyuman. Ia membelokkan mobil kearah kanan mengiringi papan penanda menuju basement sebuah pusat perbelanjaan.
“Kamu cantik hari ini.”
Senyum Rizky semakin melebar saat melihat senyum malu-malu Reina yang berusaha disembunyikan oleh empunya. Rizky menengok kesekitarnya mencari tempat untuk memarkir mobilnya.
“Kayak lagu, aja.”
Setelah memarkir mobilnya, Rizky mencondongkan wajahnya ke arah Reina. Jemari panjang Rizky mengelus lembut pipi merah Reina yang membuat Reina terdiam menahan nafas dan mengerjapkan matanya. Ia diam sejenak sambil tersenyum. Lalu dari bibirnya mengalunlah sebait lirik lagu yang menyampaikan isi hatinya untuk Reina.
“Kau cantik hari ini, dan aku suka.”
Penggalan lirik yang dinyanyikan Rizky tersebut membuat senyum Reina mengembang, Untuk menutupi rasa malunya, Reina menarik hidung mancung Rizky yang membuat Rizky tertawa. Rizky membalas dengan ikut menarik hidung Reina. Mereka terus menarik hidung masing-masing sampai akhirnya Reina menyerah karena kesulitan bernafas.
“Udah, Ky, aku susah nafas.”
Tarikan di hidung Reina beruba menjadi elusan. Rizky menjauhkan tubuhnya untuk memberikan ruanga agar Reina bisa bernafas dengan mudah. Namun mata Risky tetap terlepas dari Reina.
“Ky, kita turun, yuk,” ajak Reina yang dibalas anggukan oleh Rizky. Mereka turun dari mobil dan berjalan menuju lift yang membawa mereka ke lantai dasar pusat perbelanjaan tersebut.
Setiap Rizky tidak bekerja, acara wajib kencan mereka adalah menonton bioskop. Rizky yang dulunya pernah bercita-cita menjadi sutradara, memang menyukai salah satu karya seni tersebut. Ia menyukai berbagai genre film, namun genre film yang paling ia sukai adalah film action.
“Ky, kita nonton itu aja, ya.” Rizky melihat poster film yang ditunjuk oleh Reina. Ia melihat film terbaru yang dibintangi dan disutradari oleh seorang komika, Raditya Dika.
“Boleh.” Reina tersenyum riang. Rizky merangkul kekasihnya itu dan berjalan menuju tempat pembelian tiket. Rizky mengantri didepan loket sedangkan Reina membeli makanan dan minuman sebagai pelengkap menonton.
Setelah mengantri cukup lama, akhirnya Rizky dan Reina bisa masuk. Mereka berjalan menuju kursi sesuai dengan yang tertera pada tiket. Rizky dan Reina mendapat kursi dibagian tengah. Mereka duduk dan mulai memfokuskan perhatian pada film yang sudah dimulai penayangannya tersebut.
*******
Selesai menonton, Rizky dan Reina mengisi perut mereka di sebuah restoran cepat saji di tempat perbelanjaan tersebut. Mereka memesan pizza dan minuman dingin. Sembari menunggu pesanan mereka, Reina mendapati Rizky sedang melamun sambil menatapnya.
“Kamu kenapa, Ky?” Rizky menggaruk alisnya sambil menggeleng dan tersenyum kepada Reina yang sedikit mengagetkannya. Namun gelengannya itu langsung mendapat pertanyaan dari Reina.
“Kamu lagi ada masalah?”
“Nggak. Tapi ada yang harus aku bicarain sama kamu.” Reina merasa kalau nada bicara Rizky berubah serius. Melihat raut serius dari nada bicara dan raut wajah Rizky, Reina merasa ada sesuatu hal yang akan terjadi.
“kenapa, Ky?”
“Aku mendapat kerjaan di Kalimantan. Otomatis aku harus pindah kesana sampai kerjaan aku selesai. Orang kantor bilang kalau kerjaan aku disana sekitar enam bulan.”
Tubuh Reina terpaku. Ia terdiam dan hanya bisa mengerjapkan matanya mendengar apa yang baru saja Rizky katakan. Selama ini, Reina tidak pernah jauh dari Rizky. Reina juga belum pernah berpacaran jarak jauh. Ia juga tidak menyukai hubungan jarak jauh, karena bagi Reina hubungan jarak jauh memerlukan hati dan mental yang kuat.
“Apa harus kamu pergi kesana?” Rizky mengangguk. tangan Rizky menggenggam tangan Reina dan mengelusnya dengan lembut seakan ingin menenangkan Reina.
“Kamu bakalan disana selama enam bulan?”
“Iya, sayang. Aku nggak bisa nolak kerjaan itu. Itu penting buat masa depan aku di kantor. Lagipula, aku masih harus ngumpulin uang yang banyak buat bisa nikahin kamu.” Rizky melihat senyum tipis terukir di bibir Reina. Rizky juga melihat sorot mata Reina meredup secara perlahan.
“Tapi kenapa harus ke Kalimantan? Memangnya nggak bisa di sekitar Pulau Jawa aja?”
“Itu sudah jadi keputusan pihak kantor, sayang. Aku harap kamu bisa mengerti. Aku tahu kamu sulit menerima hubungan jarak jauh, tetapi aku berharap kamu mau bersabar selama enam bulan kedepan. Itu nggak hanya buat aku, tapi ini juga demi masa depan kita. Aku serius dengan hubungan kita. Aku ingin secepatnya bisa melamar dan menikah dengan kamu.” Reina akhirnya mengangguk. Senyum terukir di wajahnya mendengar kalimat yang diucapkan Rizky. Namun ia tidak bisa menutupi sorot matanya yang masih redup dan raut sedih yang hinggap diwajahnya.
“Terus kapan kamu berangkat?”
“Satu minggu lagi.”
“Aku pasti bakalan kangen banget sama kamu.” Reina memeluk tubuh Rizky. Reina masih merasa sangat berat ditinggalkan selama enam bulan.
“Aku juga. Tapi nanti kita masih bisa teleponan atau video call kalau kamu kangen sama aku.”
“Tapi rasanya pasti beda, Ky. Aku nggak bisa meluk kamu kayak gini.” Rizky tertawa pelan. Dibalik sifat cuek dan dingin Reina, ia memiliki sifat manja yang hanya ia tampilkan saat bersama dengan orang-orang yang dekat dengannya.
“Aku juga bakalan kangen banget sama kamu. Aku bakalan kangen pelukan kamu, wangi kamu, aku juga bakalan kangen banget sama manjanya kamu ini.”
Baik Rizky maupun Reina saling tertawa. Reina yang masih dipelukan Rizky mendongak menatap wajah kekasihnya tersebut. Tangan Reina mengelus pipi Rizky yang membuat lelaki tersebut menunduk menatap Reina sambil tersenyum. Mata mereka beradu saling memancarkan rasa cinta satu sama lain.
“Tapi kamu nggak boleh macam-macam disana. Ingat ada aku disini yang nungguin kamu.”
“Aku nggak bakalan macam-macam, aku udah cukup satu macam, sama kamu.” Reina kembali tersenyum mendengar ucapan Rizky.
“Harus sering-sering kasih kabar. Paling nggak, kasih kabar sehari sekali.”
“Siap, Nyonya.”
“Nggak usah tebar pesona terus genit sama cewek disana.”
“Iya, aku nggak bakalan ngelirik cewek lain disana.”
Reina tersenyum dan mengeratkan pelukannya. Walaupun masih berat hati, namun Reina tidak mau menahan Rizky dengan keegoisannya. Reina mengerti bahwa semua yang dilakukan Rizky demi dirinya juga. Reina benar-benar memberikan hatinya sepenuhnya kepada Rizky dengan harapan bahwa Rizky tidak akan menghancurkannya.


***
Tulisan ini untuk Tantangan Hari Kesepuluh event #30DWCJilid5. Mohon kritik dan saran untuk setiap kekurangan. Terima Kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar