Rabu, 12 April 2017

Randi dan Yasmin (Satu) (#30DWCJILID5)



Langkah kaki anak perempuan dengan rambut berkepang dua tersebut terhenti saat ia melihat ada dua anak lelaki sedang berbincang didepan rumahnya dengan serius. Matanya mengerjap berulang-ulang saat menangkap seorang anak lelaki yang belum ia kenal sebelumnya. Ia memang sudah sering melihat anak lelaki itu, namun ia belum mengenalnya sama sekali.
Langkah kaki kecilnya yang terbalut sepatu berwarna merah muda kembali bergerak mendekati kedua anak lelaki tersebut. Ia baru saja ingin berangkat menuju tempat lesnya, namun Pamannya meminta ia memanggil salah satu anak lelaki yang masih belum menyadari kehadirannya itu.
“Mas Hans,” anak perempuan itu menyebut nama salah satu anak lelaki tersebut dengan suara yang kecil. Ia adalah anak perempuan yang diberi pendidikan bagaimana memanggil orang yang lebih tua darinya sejak kecil. Oleh Mamanya, ia juga diajari bagaimana menjaga sopan santunnya sebagai anak perempuan dan juga sebagai salah satu anggota keluarga Routh yang terhormat.
Anak perempuan itu kembali mengerjapkan matanya saat kedua anak lelaki tersebut memalingkan badan dan wajahnya. Ia menunjukkan senyum lebarnya kepada kedua anak lelaki tersebut. Kembali dengan suara kecilnya yang tidak terlalu cempreng, ia menyampaikan pesan Pamannya kepada salah satu anak lelaki itu.
“Kata Paman Christian, Mas Hans ditunggu diruang kerja Paman.”
Anak perempuan itu kembali mengerjapkan matanya saat tanpa sengaja mata hitamnya bertatapan dengan mata hitam anak lelaki yang menggunakan kaos berwarna biru muda bergambarkan salah satu tokoh kartun yang sering ia tonton tersebut. Ia kembali tersenyum lebar kearah anak lelaki itu dan hanya diam saat kedua anak lelaki tersebut membicarakannya.
“Siapa dia, Hans?”
“Dia Yasmin, adik sepupuku.”
Anak lelaki bernama Hans tersebut menatap anak perempuan itu. Dengan raut yang jarang sekali tersenyum, anak lelaki tersebut menyampaikan pesan balasan untuk Ayahnya.
“Katakan pada Ayah, aku akan menemuinya nanti.”
Dengan cepat anak perempuan tersebut menganggukkan kepalanya. Merasa tugasnya telah selesai, ia pamit karena Paman Felix telah menunggunya disamping mobil untuk mengantarkannya.
“Baiklah, Mas Hans, aku pergi dulu.”
“Ya, belajarlah dengan sungguh-sungguh.”
Anak perempuan tersebut kembali tersenyum lebar saat mendengar ucapan semangat dari sepupunya itu. Ia mendekati anak lelaki tersebut, mengecup pipi kirinya dengan tiba-tiba sambil mengucapkan terima kasih dengan nada suara riang.
“Terima kasih, Mas Hans.”
Anak lelaki itu hanya menggelengkan kepalanya. Sudah ratusan kali ia meminta agar anak perempuan itu tidak melakukan hal tersebut, namun ratusan kali pula anak perempuan tersebut tidak mendengarkannya. Ia menghapus sisa ciuman itu dengan punggung tangannya.
Anak lelaki itu mendengarkan kekehan dari arah sampingnya. Ia menatap anak lelaki yang berani-beraninya menertawakannya tersebut dengan alis yang terangkat. Anak lelaki tersebut menghentikan tawanya dan menepuk pundak milik anak lelaki bernama Hans itu sambil berujar.
“Kalau kau tidak mau dicium olehnya, aku mau menggantikan posisimu.”
“Jangan harap, Ran.” Anak lelaki bernama Randi tersebut kembali tertawa. Ia menatap mobil hitam dengan kaca terbuka yang menampilkan anak perempuan yang sedang melambaikan tangan kearah mereka.
“Aku serius, Hans. Aku benar-benar mau menggantikan posisimu.”.


***
Tulisan ini untuk Tantangan Hari Kedua event #30DWCJilid5. Mohon kritik dan saran untuk setiap kekurangan. Terima Kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar