Aku memasang kerudung lebar berwarna
merah muda yang menutupi tubuhku sampai bagian atas perut. Aku kembali mengecek
penampilanku. Gamis berwarna hitam dengan detil bunga berwarna merah muda
dibagian bawah ditambah kerudung syar’i
merah muda yang lebar menjadi outfit pilihanku
hari ini. kerudung lebar sudah menemaniku selama setahun kebelakang.
Dimulai saat aku sedang berbelanja
disebuah toko baju, aku melihat baju gamis berwarna hijau dengan detil bunga
disertai kerudung senada dengan gamisnya. Saat itu yang terlintas dikepalaku,
baju itu cantik. Kebetulan aku memang sedang mencari baju untuk acara
selamatan, tanpa pikir panjang aku membeli baju itu dengan niat ingin
memakainya ke acara selamatan tersebut.
Saat aku memakai baju itu, aku merasa
nyaman. Rasanya seluruh tubuhku tertutup dan terlindungi. Biasanya aku hanya
memakai kerudung pashmina atau paris yang dikreasikan agar terlihat cantik. Saat
itu, walaupun aku sudah menutup seluruh bagian tubuhku, namun tampilanku masih
belum syar’i karena kerudung yang
kugunakan belum menutupi dadaku. Menurut artikel yang kubaca, seorang muslimah
wajib menutup seluruh bagian tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan atau yang
disebut menutup aurat. Aku memang sudah melakukannya, namun masih ada
kekurangan yang belum aku lakukan. Kadang-kadang kerudung yang kupakai tidak
menutupi bagian dada. Seharusnya kerudung yang digunakan harus menjulur
melewati dada, itulah yang dinamakan kerudung syar’i.
Kini selangkah demi selangkah aku sudah
berusaha memperbaiki diri. Aku berusaha merubah satu persatu kekurangan yang
ada pada diriku agar aku menjadi manusia yang lebih baik lagi. Perlahan-lahan
aku menjelma menjadi muslimah yang sesungguhnya agar aku bisa mendapat
ridha-Nya. Walaupun semuanya tidak mudah, tetapi aku masih terus berusaha.
*******
Aku memarkir motor bebek yang diberikan
oleh Bapak sebagai hadiah kelulusan. Motor tersebut menjadi temanku
berpetualang hampir dua tahun. Sudah banyak kenangan yang kulalui termasuk
harus terluka karena jatuh dari motor tersebut. Namun beruntungnya luka yang
kualami tidak terlalu parah.
Waktu menunjukkan pukul 07.50 pagi,
sepuluh menit lagi kelas pertama akan dimulai. Aku bergegas memacu langkahku
menuju ruang kelas yang cukup jauh karena berada dilantai dua. Dengan sekuat
tenaga aku memacu langkah kaki kecil agar tidak terlambat dan mendapat teguran
dari dosen. Dosen mata kuliah pertamaku tidaklah galak, namun ia memang tidak
mentolerir jika ada mahasiswanya yang terlambat. Ia akan tetap mengizinkan
mahasiswa yang terlambat mengikuti pembelajarannya. Namun sebagai gantinya, ia
akan mengurangi nilai tugas mahasiswa tersebut sebesar 50 dari nilai yang
didapatkan. Tentu itu akan menjadi kerugian tersendiri bagi mahasiswa yang
terlambat.
Saat hampir menginjak anak tangga
terakhir, telingaku menangkap seseorang menyebutkan namaku. Langkah kakiku
terhenti, lalu aku memutar tubuhku ke asal suara. Dibawahku, aku melihat
sesosok lelaki yang beberapa waktu kebelakang memang sering menyapaku. Aku melihat
ia tersenyum dan mempercepat langkah kakinya. Aku kembali melangkahkan kakiku
saat ia sudah berdiri di anak tangga yang sama. Ia berjalan disampingku dengan
mata yang tertuju padaku dan senyum yang mengembang.
“Assalamu’alaikum,
Zara,” sapanya.
“Wa’alaikumus
salam, Firman.”
“Kamu ada kelas pagi ini?”
“Iya, dua menit lagi dimulai.” Jawabku sambil
menengok kearah jam yang melingkar ditangan kiriku.
“Oh, baiklah. Sampai jumpa nanti, Zara. Ma’af
kalau aku mengganggumu,” ucapnya dengan
senyum yang mengembang diwajahnya. Secara otomatis, aku ikut tersenyum sambil
berpamitan padanya.
“Tidak apa-apa. Aku mau masuk dulu. Assalamu’alaikum.”
“Wa’alaikumus
salam.”
Aku berjalan dengan cepat menuju kelasku
yang berjarak 3 meter, namun aku masih bisa mendengar suara Firman yang membuat
senyumku kembali merekah.
“Sampai jumpa nanti, Zara.”.
***
Tulisan ini untuk Tantangan Hari Keenam event
#30DWCJilid5. Mohon kritik dan saran untuk setiap kekurangan. Terima Kasih.s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar