Jumat, 14 April 2017

Randi dan Yasmin (Dua) (#30DWCJILID5)



Anak perempuan tersebut menggembungkan pipinya yang ia tangkup dengan kedua tangannya. Ia merasa kesal saat melihat sepasang anak yang tampak asyik bercanda. Ia duduk diteras rumah besar yang ia tinggali bersama keluarga besarnya. Ia baru saja ingin mengajak anak lelaki yang kini sedang tertawa riang dibawah pohon rindang di taman belakang rumah itu bermain bersama. Namun sepertinya ia kalah cepat dengan anak perempuan lain yang kini juga sedang ikut tertawa bersama anak lelaki tersebut.
Anak perempuan itu berdecak, lalu ia berdiri masuk ke dalam rumah dengan perasaan kesal yang besar. Dengan langkah kaki yang dihentak dengan keras hingga menimbulkan bunyi akibat gesekan sandalnya dengan lantai, anak perempuan itu berjalan menuju teras samping rumah dimana disana juga terdapat taman, ayunan, gazebo dan kolam renang.
Anak perempuan itu mendorong kakinya agar ayunan yang ia duduki dapat bergerak. Masih dengan wajah yang ditekuk, anak perempuan itu mulai mengeluarkan isi hatinya. Ia menggerutu dengan suara yang rendah namun masih dapat didengar oleh orang yang berdekatan dengannya.
“Mas Hans jahat. Aku tidak mau lagi bermain dengan Mas Hans!”
Anak perempuan itu kembali mendorong kakinya karena ayunan yang ia naiki mulai melambat. Dengan dorongan yang kencang, tubuhnya hampir terlempar dari ayunan namun semua itu tidak menghentikan bibirnya yang masih mengomel.
“Pokoknya Mas Hans jahat. Aku benci Mas Hans!”
Anak perempuan itu menurunkan kakinya hingga menyentuh tanah dan membuat tubuhnya berhenti melayang. Ia menyandarkan kepalanya di tali ayunan dan wajah cemberutnya berubah menjadi muram. Anak perempuan itu kemudian menghela nafasnya. Wajah kesalnya berganti menjadi sedih. Ada satu hal yang membuat rasa kesalnya berganti menjadi duka.
“Aku lebih suka kau mengomel tentang Hans daripada melihatmu dengan raut wajah ini, Yasmin.” Anak perempuan itu menengok kearah suara. Ia kembali mengerjapkan matanya berulang saat anak lelaki yang ia lihat berbicara dengan Hans beberapa hari yang lalu sedang berjalan kearahnya. Mata anak perempuan tersebut terus mengikuti pergerakan anak lelaki tersebut sampai ia duduk di ayunan yang ada disampingnya.
“Kenapa kau bisa ada disini?” itulah yang keluar dari anak perempuan itu saat anak lelaki tersebut duduk disampingnya.
“Aku ada karena aku tahu kau membutuhkan seorang teman.” Anak perempuan itu terdiam, mata hitamnya menatap wajah anak lelaki tersebut yang kini sedang tersenyum kepadanya. Senyum anak lelaki tersebut seperti sedang meyakinkannya untuk percaya dengan apa yang diucapkan anak lelaki itu.
“Teman?”
“Iya, teman. Hans tidak mau menemanimu bukan?” anak perempuan itu menggelengkan kepalanya menyalahkan ucapan anak lelaki tersebut.
“Hans bukannya tidak mau menemaniku, tetapi...,” ucapan anak perempuan itu terhenti. Tiba-tiba saja ia tidak bisa lagi melanjutkan ucapannya karena ia tahu apa yang diucapkan anak lelaki tersebut benar.
“Aku tahu kau begitu menyayangi Hans, Yasmin. Tetapi jika kau membutuhkan teman saat Hans mengabaikanmu, aku akan dengan senang hati menemanimu.”
“Hans tidak mengabaikanku.”
Untuk kedua kalinya anak perempuan itu terpaku saat melihat senyuman anak lelaki tersebut. Mata anak perempuan itu mengerjap pelan saat tangan anak lelaki tersebut mengusap kepalanya dengan pelan tanpa ia tahu apa maknanya. Namun, anak perempuan itu mulai merasakan kalau ia menyukai saat tangan anak lelaki itu bergerak diatas kepalanya.
“Aku tahu. Tetapi aku benar-benar mau menemanimu saat kau tidak memiliki teman.”.


***
Tulisan ini untuk Tantangan Hari Keempat event #30DWCJilid5. Mohon kritik dan saran untuk setiap kekurangan. Terima Kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar