Sabtu, 15 April 2017

Tentang Cinta (Satu) (#30DWCJILID5)


Reina menggerakkan kepalanya mengikuti alunan musik dengan suara yang keras disebuah bar. Ia melepas penat setelah bekerja selama 5 hari dari jam 08.00 pagi sampai 17.00 sore. Setiap hari Jum’at, ia menyempatkan untuk datang ke tempat hiburan ini sepulangnya dari kantor. Ia tidak datang sendiri, kadang-kadang ia pergi bersama teman kerja, sahabat ataupun dengan kekasihnya. Namun hari ini, karena teman-temannya sedang sibuk dengan acara mereka sendiri, Reina hanya sendirian di bar tersebut.
Reina merupakan karyawan disebuah kantor yang ada di Sudirman. Kantor Reina bergerak dibidang perdagangan. Ia bekerja sebagai staf bagian keuangan yang setiap harinya dipusingkan dengan kumpulan angka-angka dengan jumlah nol yang sederet. Namun walaupun begitu, Reina merasa cukup senang bekerja di kantor tersebut. Karena dibalik rasa pusingnya mengurus angka-angka dengan nominal fantastis, gaji yang ia dapatkan sebanding dengan lelah yang ia rasakan.
Reina tinggal di daerah Karawang, ia tinggal bersama orang tua dan saudaranya. Orang tua Reina, Rudi Setya Gunawan dan Rima Mulya Gunawan, bekerja sebagai dosen disalah satu universitas di Jakarta. Reina memiliki satu orang kakak dan dua orang adik. Kakak Reina merupakan seorang pebisnis. Kakak Reina yang bernama Radha Gunawan, merintis bisnisnya dengan beberapa orang temannya. Kini bisnis yang dirintis oleh Radha tersebut mengalami kemajuan yang pesat. Radha sering pergi ke luar kota untuk keperluan bisnisnya.
Adik Reina yang pertama bernama Reika Milia Gunawan, ia masih menempuh bangku kuliah di Universitas Gajah Mada. Ia memilih universitas tersebut karena fakultas yang ia inginkan ada disana. Lalu adik bungsu Reina yang bernama Reiya Satya Gunawan masih belajar di bangku SMA. Ia sekolah di salah satu SMA di Jakarta yang dulu juga menjadi sekolah Reina. Adik Reina tersebut memiliki sifat yang hampir sama dengan Reina. Karena itulah, Reina sangat akrab dengan adiknya tersebut.
“Reina Saputri Gunawan?” Reina memutar tubuhnya mengarah ke asal suara. Senyumannya mengembang saat ia mulai mengenali siapa yang baru saja menyebut namanya.
“Baya Putra Abimanyu?” Reina memeluk lelaki tersebut. Mereka berpelukan dan saling tertawa. Tidak lama kemudian, Reina melepaskan pelukannya dan mempersilahkan lelaki tersebut duduk dikursi kosong yang ada disampingnya.
“Baru pulang dari Hongkong?” tanya Reina yang dibalas anggukan oleh lelaki tersebut. Lelaki tersebut memesan minuman kepada bartender yang berdiri tidak jauh dari mereka.
“Baru pulang kerja?” tanya lelaki itu yang dibalas anggukan oleh Reina.
“Lo dateng sendiri atau sama Rizky?”
“Gue cuma sendiri. Rizky lagi sibuk sama kerjaannya.” Lelaki itu berdecak dan menggeleng. Ia mengambil secangkir minuman dengan kadar alkohol rendah dan meminumnya sebelum ia kembali berbicara.
“Kalau gue jadi Rizky, gue nggak bakalan biarin lo kelayapan sendirian, Rei.”
“Gue beruntung banget kalau lo bukan Rizky. Gue bisa mati muda punya pacar buaya kayak lo.”
Mereka berdua tertawa, menertawakan ucapan Reina tersebut. Baik Reina ataupun lelaki tersebut tidak terlihat canggung dan tampak asyik melempar canda. Tidak jarang lelaki tersebut melakukan kontak fisik dengan mengelus lengan tangan Reina yang polos ataupun mengelus pipi Reina.
Reina sendiri juga tidak mempermasalahkan kontak fisik yang dilakukan lelaki tersebut. Tetapi bukan berarti ia merupkan wanita yang mudah disentuh. Ia merasa kontak fisik tersebut masih berada dalam batas yang aman dan wajar. Reina memiliki aturannya sendiri saat berhubungan dengan lelaki termasuk Baya. Dan Reina tahu apa yang harus dilakukannya.
Disudut ruangan bar, tanpa Reina sadari ada seorang lelaki lain yang sedang memperhatikannya. Lelaki tersebut memperbaiki letak kacamatanya dan melangkah mendekat menuju Reina. Ia melepas jaket kulit yang melapisi kemeja putihnya. Kakinya yang memakai celana bahan warna hitam melangkah dengan pelan dan berhenti tepat dibelakang Reina. Saat lelaki itu berada tepat dibelakang Reina, lelaki itu memasangkan jaket yang telah ia lepas ke pundak Reina dan menutupi bagian tubuh Reina yang terbuka karena gaun tanpa lengannya tersebut. Lelaki itu sempat mendengar Reina menyebut namanya setelah membalikkan badan yang membuat ia tersenyum kepada Reina.
“Rizky?”.


***
Tulisan ini untuk Tantangan Hari Kelima event #30DWCJilid5. Mohon kritik dan saran untuk setiap kekurangan. Terima Kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar