Selasa, 18 April 2017

Randi dan Yasmin (Tiga) (#30DWCJILID5)



Anak perempuan itu bersembunyi dibalik dinding. Untuk kesekian kalinya ia mendengar pertengkaran ayah dan anak yang sejak beberapa bulan yang lalu dalam kondisi hubungan yang buruk. Anak perempuan itu sesekali mengintip dibalik dinding yang memisahkan ruang keluarga dengan ruang makan, ia mengintip sambil memejamkan matanya saat mendengar suara keras milik sang Ayah dari anak tersebut. Tubuhnya juga berjengit kaget saat ia mendengar bantingan benda yang terdengar sangat keras.
Anak perempuan itu kembali mengintip saat ia tidak mendengar lagi suara teriakan atau bantingan benda, ia memberanikan diri untuk keluar dari tempat persembunyiannya dan mendekati sesosok anak lelaki yang selalu ia ikuti duduk menangis. Rasa ibanya keluar mendengar isak tangis anak lelaki tersebut. Anak perempuan itu bisa merasakan kesedihan yang mendera anak lelaki tersebut.
“Mas Hans.”
Anak lelaki itu tidak menjawab panggilan anak perempuan tersebut. Ia masih terisak dengan kepala yang ia tenggelamkan diantara kakinya.
“Mas Hans, jangan menangis lagi. Aku juga ikut menangis kalau Mas Hans menangis,” kata anak perempuan itu sambil menyeka air matanya. Ia berusaha menghibur anak lelaki itu agar berhenti menangis.
“Mas Hans...,” anak perempuan itu memajukan tangannya ingin menyentuh lengan anak lelaki itu, namun tangannya terhenti saat ia mendengar suara serak anak lelaki tersebut.
“Pergilah, Yasmin. Jangan ganggu aku.” Anak perempuan itu menggeleng walaupun ia tahu anak lelaki itu tidak melihatnya. Tangan kecilnya mengelus lengan anak lelaki tersebut dengan pelan dan lembut mencoba menenangkannya.
“Tidak, Mas. Aku mau menemani, Mas Hans.”
Anak perempuan itu terjatuh ke belakang saat anak lelaki itu tiba-tiba mendorongnya. Mata anak perempuan itu mulai berkaca-kaca. Ia merasa sedih saat anak lelaki itu tidak mau ditemani dan malah meninggalkannya. Namun, rasa sedih itu tidak membuatnya membenci anak lelaki tersebut. Namun sebaliknya, rasa ibanya semakin bertambah besar.
Selama ini, anak perempuan itu tidak pernah menganggap bentakan ataupun usiran yang didapatkannya dari anak lelaki itu. Ia tidak mau mengambil hati apapun kata-kata kasar yang didengarnya. Seperti yang dikatakan Ibunya, ia harus bisa memahami apa yang terjadi dengan anak lelaki tersebut. Anak perempuan itu tahu bahwa yang dibutuhkan anak lelaki itu adalah kasih sayang dari orang-orang terdekat yang bisa membuatnya tersenyum kembali. Dan ia sudah berjanji akan terus berusaha membuat anak lelaki itu kembali tersenyum seperti sebelumnya.
“Aku akan membuat Mas Hans berbahagia kembali seperti saat Bibi Pricilla masih ada,” ucap anak perempuan tersebut. Namun, anak perempuan itu tidak tahu jika yang terjadi kedepannya mungkin tidak seperti yang ia harapkan. Mungkin saja yang terjadi adalah sebaliknya.


***
Tulisan ini untuk Tantangan Hari Kedelapan event #30DWCJilid5. Mohon kritik dan saran untuk setiap kekurangan. Terima Kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar