Aku menutup buku catatanku saat
kurasakan tepukan dipundak belakangku. Aku melepas headphone yang menemaniku mengerjakan tugas kuliah. Kini disampingku,
temanku sejak masuk perguruan tinggi ini tersenyum lebar sambil menunjukkan
ponsel pintarnya yang sedang memutar video yang sepertinya diunggah ke salah
satu media sosial.
“Itu apa?” tanyaku yang masih
kebingungan. Aku mendengar decakan dari temanku yang kini mengantongi
ponselnya.
“Itu video penampilan Firman kemarin, Ra.”
Aku hanya menganggukkan kepalaku,
mendengar nama tersebut suasana hatiku sedikit berubah. Ia bukan mantan ataupun
orang yang kusukai secara diam-diam. Tetapi ia merupakan lelaki yang sudah dua
bulan ini gencar melakukan pendekatan padaku.
“Sampai kapan kamu mengabaikan Firman,
Ra? Tidak selamanya Firman akan mengejarmu terus. Suatu hari nanti Firman akan
bosan karena kamu terus mengabaikannya.”
Aku hanya diam sambil kembali membuka
buku catatanku. Diam-diam aku menghela nafas. Sosok Firman mulai mengisi
kepalaku. Sesosok lelaki yang selalu berpenampilan rapi dengan kaos yang
dilapisi kemeja kotak-kotak, tas ransel berwarna biru tua, sepatu berwarna
putih atau abu-abu dan kadang-kadang ia menggunakan topi untuk menutupi
kepala dan rambut hitamnya. Ia memiliki alis yang tebal dan manik mata berwarna hitam. Hidungnya yang mancung menghiasi wajahnya yang lonjong. Ia memiliki dagu yang lancip. Tubuhnya berisi namun tidak berlebihan. Bentuk tubuhnya tampak proporsional dibalik pakaian yang menutupi tubuhnya. Ia memiliki tinggi badan sekitar 170 cm lebih. Tetapi entahlah, aku juga tidak terlalu tahu berapa tinggi badannya.
“Aku yakin Firman serius, Ra. Aku tidak
pernah melihat dia seperti ini sebelumnya.”
Aku memejamkan mataku mendengar bujukan
Sarah. Sejak kejadian itu, Sarah memang sering membujukku untuk menerima
Firman. Namun, reaksiku masih sama. Aku hanya diam dan mendengarkan Sarah
menyebutkan semua perubahan yang ditunjukkan Firman dan kelebihan yang dimiliki
lelaki tersebut.
“Kamu tahu kenapa aku tidak bisa
menerimanya, Sar.”
“Setidaknya kamu hargai semua yang sudah
Firman lakukan, Ra. Setidaknya sedikit perhatian kamu akan membuat Firman
merasa perjuangannya tidak sia-sia.”
“Aku tidak mau dianggap memberi harapan
yang tidak bisa aku penuhi, Sar. Lebih baik aku mengabaikannya dari awal
daripada harus membuatnya merasa hanya dipermainkan.”
“Aku tidak habis pikir dengan jalan
kepalamu itu, Ra. Aku heran kenapa kamu bersikeras menolak Firman. Aku tidak
mau nanti kamu menyesal, Ra.”
Aku mengerjapkan mataku menatap teman
yang sudah satu tahun ini selalu bersamaku. Sarah Angela Han, perempuan
berkulit putih keturunan Tionghoa yang menjadi teman sekelasku di jurusan
Sastra Indonesia di Univeritas Indonesia ini. Ia memiliki tinggi badan sekitar
163 cm, ia memiliki rambut hitam yang ia ubah menjadi kecoklatan dan sedikit
bergelombang, mata sipit khas keturunannya berpadu dengan hidung mancung dan
bibir tipis merah muda. Tubuhnya yang ramping membuat penampilannya terlihat
sempurna. Walaupun begitu, ia tidak pernah menyombongkan dirinya dengan
fisiknya yang sempurna tersebut, termasuk mau menerimaku sebagai temannya
walaupun ada beberapa mahasiswa atau mahasiswi lain yang mencibir pertemanan
kami. Aku sungguh beruntung bisa memiliki teman seperti Sarah. Ia satu-satunya
teman yang menerimaku apa adanya.
“Kamu tahu ‘kan jodoh itu sudah diatur
oleh Tuhan?” kulihat Sarah mengangguk, aku tersenyum lalu berusaha memberikan
pengertian mengapa aku melakukan hal tersebut.
“Aku hanya pasrah dengan jalan yang
sudah diatur oleh Tuhan, Sar. Jika memang Firman jodohku, maka suatu hari nanti
aku dan Firman pasti bisa berjalan berdampingan. Aku percaya itu.”.
***
Tulisan ini
untuk Tantangan Hari Ketiga event
#30DWCJilid5. Mohon kritik dan saran untuk setiap kekurangan. Terima Kasih.
Tambahan: Saya benar-benar harus putar otak nyari
ide tiap hari. Ikut tantangan ini benar-benar menantang ide dan mood menulis saya. Jadi biar ide cerita saya
nggak hilang terus nge-stuck, saya
bikin cerbung tapi setiap harinya mungkin beda. Kalau kemarin saya nulis cerita
tentang Randi dan Yasmin, hari ini saya nulis cerita ini. Mungkin besok saya
bakalan nulis cerbung dengan alur cerita yang lain lagi, dan mungkin besoknya
saya bakalan nerusin Randi dan Yasmin. Yah, kira-kira seperti itulah alur
tulisan saya nanti.
Tapi
ini cuma cara saya aja biar kepala cantik saya terus jalan buat nulis tiap
hari.... :D :D :D
Terima kasih
yang sudah berkunjung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar