Aku, Air
dan Sakit Ini
“Baiklah anak-anak.
hari ini kita akan melaksanakan praktek renang. Apa kalian sudah menyiapkan
baju renang kalian masing-masing?” tanya Pak Roni.
“Ya, Pak.” Jawab mereka serentak.
“Bagus. Untuk praktek renang kali ini, kita akan mendapat
bantuan dari seseorang yang merupakan atlet renang kebangaan sekolah kita. Arya
Akbar.”.
Terdengar riuh teriakan dan tepuk tangan saat Arya Akbar
datang dan berdiri di dekat Pak Roni. Lelaki itu membungkukkan badannya dan
tersenyum kepada adik kelas yang akan ia bimbing.
“Baiklah, saya beri waktu kalian 15 menit untuk berganti
pakaian dan saya tunggu di kolam renang.” Pak Rony dan Arya berjalan lebih dulu
menuju kolam renang. Sedangkan siswa yang lain bergegas menuju ruang ganti.
“Yes, aku ganti baju dulu, ya.” Kata Ratna. Aku mengangguk.
*********
“Sebelum kita mulai, Bapak akan mengabsen terlebih dahulu.”
Kata Pak Rony.
“Hadir, Pak.” Jawab Ratna.
“Surya Fitriadi!”.
“Hadir, Pak.” Jawab Surya.
“Yessy Angeline Anwar!”.
“Hadir, Pak.” Jawabku.
“Baiklah, untuk nomor urut absen 1 sampai dengan 5, silahkan
kalian mengambil tempat.”. Adi, Benny, Dani, Didi dan Ezhar mengambil posisi
masing-masing dan bersiap untuk memulai praktek renang.
Aku menjauhkan diriku dari kolam renang dan membiarkan
mereka yang berdiri ditepi kolam renang. Pak Rony meniupkan peluit dan terdengar
teriakan-teriakan semangat untuk kelima siswa yang berenang.
Sekarang giliran Ratna, aku mendekat ke tepi kolam dan
memegang handuk Ratna. Ratna, Surya, Rani dan Ratih bersiap untuk berenang. Pak
Rony kembali meniupkan peluitnya. Aku meneriaki Ratna dengan sekuat tenagaku.
Aku mendekat ke sisi kolam dan memberikan handuk pada Ratna.
Aku tidak bisa mengulurkan tanganku dan membiarkan Ratna naik sendiri dari
kolam renang.
“Kamu hebat, Rat.” Pujiku.
“Nggak. Dibandingin sama Kak Arya, aku mah nggak ada
apa-apanya.” Kata Ratna sambil menunjuk ke sisi kanan kolam renang. Aku
tersenyum mendengar ucapan Ratna.
“Aku mau ganti baju dulu ya, Yes.” Kata Ratna.
“Aku tunggu di depan, ya.” Kataku. Ratna mengangguk.
*********
“Yessy…” terdengar seperti seseorang sedang memanggilku. Aku
menengok ke arah suara tersebut. Ternyata yang memanggilku adalah Arya.
“Ya, ada apa?” tanyaku.
“Kok kamu tadi nggak ikut renang?” tanya Arya.
“Nggak apa-apa, aku memang udah izin untuk nggak ikut
pelajaran Penjaskes.” Jawabku.
“Oh, begitu.” Arya menggaruk-garuk kepalanya.
“Kamu nungguin siapa?” tanya Arya memcah keheningan.
“Nungguin Ratna ganti baju. Itu Ratnanya udah keluar.” Jawabku.
“Kami duluan, ya.” Pamitku pada Arya. Arya mengangguk. Aku dan
Ratna berjalan menuju kelas meninggalkan Arya.
“Tadi kamu sama Arya ngomongin apa, Yes?” tanya Ratna.
“Dia nanyain kenapa aku nggak ikut renang.” jawabku.
“Oh. Oh ya, Yes, dari tadi aku liatin Arya itu ngeliatin
kamu terus.”kata Ratna.
“Mungkin dia bingung karena aku nggak ikutan olahraga.” Jawabku.
“Kayaknya nggak cuma itu alasannya.” Kata Ratna.
“Ya udahlah, aku nggak pengen bahas itu.” Kataku. Ratna berhenti
menanyaiku. Kamipun masuk ke dalam kelas.
********
Sepulang sekolah, seperti biasa Ratna selalu menemaniku
menunggu jemputan.
“Yes, itu Pak Dedi udah datang.” Kata Ratna.
“Iya, kamu mau aku anterin pulang?” tanyaku.
“Nggak. Aku pulang sendiri aja.” Kata Ratna. Aku masuk ke
dalam mobil dan melambai pada Ratna. Pak Dedi segera memacu mobil meninggalkan
sekolah.
*********
“Rat,
kamu udah ngerjain tugas?” tanyaku.
“Belum,
Yes. Tugasnya susah banget.” Kata Ratna.
“Aku
juga. Nanti kita ngerjain bareng, ya.” Ajakku.
Ratna mengangguk.
Kami sedang berjalan-jalan di koridor kelas, Ratna senang
sekali mengajakku berkeliling sekolah. Kami berhenti di toilet siswa dekat
perpustakaan. Aku menunggu Ratna diluar. Aku memandang langit yang tampak
dipenuhi awan hitam. Anginpun berhembus dengan kencang. Sepertinya akan turun
hujan. Aku menghampiri Ratna yang baru keluar dari toilet.
“Rat,
kayaknya mau turun hujan. Kita ke kelas aja yuk.” Ajakku.
“Iya
nih, Yes. Ya udah, kita ke kelas.” Kata Ratna.
Hujan pun akhirnya turun dengan sangat lebat. Ribuan tetes
air yang turun dari langit membasahi seluruh sekolah. Aku bergegas menuju kelas
agar tidak terkena air hujan.
“Yes, kamu nggak apa-apa?” tanya Ratna. Aku mengangguk. Tiba-tiba
saja, ada yang menabrak dan mendorong tubuhku hingga mengenai air hujan.
“Aaa…..” teriakku. Dan seluruh murid yang ada disana menatap
kearahku. Ratna segera menghampiriku
“Kamu nggak apa-apa, Yes?” tanya Ratna. Ia segera mengambil
sapu tangan yang ia simpan dan mengelap bagian tubuhku yang basah.
“Gatal banget, Rat.”. Aku menggaruk-garuk bagian tubuhku. Bahkan
sekarang rasanya hampir seluruh tubuhku terasa gatal.
“Jangan digaruk, Yes. Kamu ingatkan pesan mama kamu, nanti
kamu bisa berdarah.” Ratna berusaha membantuku.
“Gatal banget, Rat. Aku nggak kuat.” Isakku. Air yang
menetes dari mataku, membuat rasa gatal juga menyerang wajahku.
“Yessy kenapa, Rat?” tanya Arya yang tiba-tiba datang.
“Ada apa ini Ratna?” tanya Pak Ardi yang juga tiba-tiba
datang.
“Ini Pak, tadi Yessy nggak sengaja kena air hujan. Alerginya
kambuh.” Kata Ratna. Aku tidak memperdulikan mereka lagi, rasa gatal yang
menyerangku menyita seluruh perhatianku.
“Astaga. Ratna, tolong kamu bawa Yessy ke ruang UKS.” Kata Pak
Ardi.
“Baik, Pak.” Kata Arya. Ratna merangkul dan membawaku ke UKS.
*********
“Rat, apa yang sebenarnya terjadi dengan Yessy?” tanya Arya.
“Yessy menderita Aquagenic
urticarial, penyakit ini menyebabkan Yessy nggak bisa kena air. Alerginya bakalan
langsung kumat kayak tadi.” Cerita Ratna.
“Jadi itu sebabnya kenapa Yessy tidak ikut praktek renang
kemarin?” tanya Arya.
“Iya. Kasihan sekali Yessy, ia menderita penyakit langka ini
sejak kecil. Dan lebih buruknya lagi, Yessy akan terus seperti ini. Bahkan saat
minumpun, ia harus merasakan sakit.” Kata Ratna.
*********
Yessy masih tertidur di UKS, aku dan Ratna masih menemani
Yessy di UKS.
“Arya, aku mau ke kelas sebentar. Aku ingin mengambil tasku
dan tas Yessy.” Kata Ratna. Aku mengangguk. Aku menarik kursi dan duduk didekat
Yessy.
“Kasihan sekali kamu, Yes.” Aku mengusap rambut Yessy. Ia tampak
sangat cantik saat tertidur. Aku keluar dari ruang UKS, di samping UKS ada
tanaman bunga mawar. Aku memetik bunga mawar tersebut dan kembali ke
UKS. Aku mengambil secarik kertas dan pena yang ada di meja dan menuliskan
beberapa kata di kertas tersebut.
“Yessy, Aku berjanji akan menjagamu dari air walaupun hanya
setetes. Aku ingin menemanimu di setiap titik terlemahmu.” Tulisku pada
kertas itu. Kuletakkan kertas itu bersama bunga mawar disamping tangan Yessy.
“Aku berjanji Yessy, aku berjanji tidak akan mengingkarinya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar