Tentang Kamu
Apa kamu ingat bagaimana pertemuan pertama kita?
Belakangan ini, aku memutar kembali memori tentang pertemuan pertama kita. Pada malam itu, kau datang dengan tergopoh-gopoh dan hanya memakai celana pendek dan baju kaos. Saat itu, tak ada perasaan apapun terhadapmu. Mungkin karena rasa panikku terhadap kondisi Abah yang sedang sakit. Aku belum sempat untuk mengagumimu, walaupun sempat sekali dua kali aku melirikmu. Setelah malam itu, kau menjadi orang kepercayaan keluarga kami. Namun, perasaanku masih biasa saja padamu.
Dan sekarang, aku mulai menyukaimu tanpa memiliki alasan yang jelas. Ya, perasaan itu tumbuh tanpa tahu bagaimana itu terjadi. Aku mulai selalu memikirkanmu, selalu ingin bertemu denganmu, bahkan sekaramg aku sudah berani mengatakan aku merindukanmu. Aku merindukan sapaanmu yang membuatku bergetar dan tersipu malu.
Apa kau tahu bagaimana sapaanmu yang kuingat?
Aku berdiri didepan pintu kamar sambil memegang ponsel, dan tanpa terkira kau melemparkan sebuah pertanyaan.
“Tadi yang nelpon siapa?” tanyamu.
“Saya.” Jawabku singkat. Walaupun hanya pertanyaan singkat, aku sangat senang kau memperdulikanku. Walaupun momen itu hanya secepat kilat, aku menyukai caramu menyapaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar