Hari Keenam: Tulis
dan jelaskan sesuatu/seseorang yang kamu pernah atau bahkan sedang merasa
sangat kehilangannya.
Beberapa tahun yang lalu, dipertengahan
tahun tersebut, untuk pertama kalinya saya merasa begitu sedih karena harus
merelakannya.
Dia tidak pergi jauh. Dia masih
disekitar saya. Tetapi dua hal penting tentangnya yang harus saya relakan. Hatinya
dan harapan saya untuk bisa bersamanya.
Waktu itu saya sedang membuka akun sosial
media miliknya tepat dihari ulang tahunnya. Saya memang tidak ikut memberikan
ucapan di akunnya tersebut, tetapi saya tak pernah berhenti mendoakannya. Namun
malam itu mungkin adalah malam yang naas untuk saya. Malam dimana seperti yang
sudah saya bayangkan sebelumnya. Malam yang seperti mimpi buruk bagi saya.
Jantung saya bergemuruh dan berdegup
kencang saat membaca ucapan dari seseorang untuknya. Saya bahkan sampai membaca
tulisan ucapan tersebut sampai beberapa kali. Dengan jantung yang masih
berdegup kencang, saya meninggikan nyali saya untuk membuka akun seseorang
tersebut dengan harapan kalau itu tidak benar. Namun kenyataan pahit semakin
menghantam hati saya. Kenyataan tersebut
memecahkan hati saya hingga berkeping-keping.
Seseorang
tersebut adalah calon istri dari dia yang saya harapkan menjadi teman hidup
saya. Lelaki yang sudah saya simpan dihati saya selama bertahun-tahun.
***
Dulu
saya pernah membayangkan jika saya tidak bisa bersamanya, maka itu akan menjadi
mimpi buruk bagi saya. Dan beberapa tahun yang lalu, mimpi buruk tersebut telah
menjadi kenyataan.
Disudut kamar, saya mulai menangis
dengan suara yang ditahan setelah sadar bahwa semua yang telah saya baca dan
ketahui itu benar dan nyata. Hati saya yang telah hancur semakin perih. Saya terus
berharap jika semua ini hanyalah mimpi. Namun yang mimpi hanyalah harapan saya
untuk bisa bersamanya dan kenyataannya dia telah menemukan pendamping hidupnya.
Untuk beberapa waktu berikutnya, saya
masih terpaku pada rasa sakit yang menyerang organ penting didada saya. Saya masih
mudah menangis jika mengingat hal tersebut. Bahkan sampai sekarangpun rasa
sakit itu masih dengan mudahnya menyerang hari saya. Saya masih belum bisa
melepaskan dia dengan sepenuhnya. Namun saya akui sekarang, sedikit demi
sedikit saya sudah merelakannya walaupun sampai detik ini saya masih tidak
sanggup melihatnya bersama wanitanya tersebut.
Saya berusaha keras ditemani sang waktu untuk
melepaskan dan merelakannya. Semua yang telah terjadi saya jadikan sebagai pelajaran
berharga. Saya juga mulai menyadari, kalau rasa sakit kehilangan tersebut
mungkin karena kesalahan saya. Saya telah salah karena terlalu berharap kepada
manusia. Namun saya tetap menjadikan dia sebagai salah satu hal indah dalam
hidup saya. Saya masih selalu mendoakannya. Saya masih mendoakan agar dia
selalu berbahagia. Karena sekalipun itu menyakiti saya, kebahagiannya masih
menjadi kebahagiaan saya.
SELESAI
Ini sebenarnya
curcol abis... :D Tapi, tetap sampai jumpa di jawaban tantangan hari terakhir...