Jumat, 17 Maret 2017

Masih Ingin Hidup



Hari Ketujuh: Mengapa sampai detik ini kamu masih bertahan hidup?

Jum’at, 17 Maret 2017, pada jam 18.10 WITA, dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, Alhamdulillah saya masih bernafas sampai sekarang.

Banyak hal yang membuat saya masih bertahan hidup sampai sekarang. Dosa saya masih banyak, hutang saya juga banyak, saya masih belum bisa membahagiakan orang tua, saya masih memiliki target yang belum tercapai, umur saya masih panjang (Aamiin) dan saya masih belum mau mati.

Masih ada alasan lain untuk saya memilih bertahan hidup daripada harus mengakhiri hidup saya. Saya masih belum mau meninggalkan keluarga, teman-teman, sahabat, mimpi dan cita-cita saya. Masih banyak hal yang bisa saya lakukan disisa umur yang tidak saya ketahui ini. Saya hanya ingin memanfaatkan waktu yang diberikan Allah SWT untuk mengurangi dan menghapus semua kesalahan dan keburukan yang saya lakukan dan menggantinya dengan kebaikan.

Saya tidak munafik, saat saya berada dititik terendah, saya pernah berpikir untuk menyerah. Namun beruntungnya saya masih bisa menyadari jika saya menyerah, maka semuanya telah selesai. Semua yang sudah saya lakukan akan percuma dan sia-sia. Karena itulah, saya berusaha menguatkan diri untuk tidak menyera. Saya akan terus bertahan hidup sampai waktu saya untuk hidup telah habis.


SELESAI


Terima kasih yang sudah berkunjung. Ma’af karena tulisan saya masih banyak kekurangannya.

Kamis, 16 Maret 2017

Dia



Hari Keenam: Tulis dan jelaskan sesuatu/seseorang yang kamu pernah atau bahkan sedang merasa sangat kehilangannya.


Beberapa tahun yang lalu, dipertengahan tahun tersebut, untuk pertama kalinya saya merasa begitu sedih karena harus merelakannya.
Dia tidak pergi jauh. Dia masih disekitar saya. Tetapi dua hal penting tentangnya yang harus saya relakan. Hatinya dan harapan saya untuk bisa bersamanya.
Waktu itu saya sedang membuka akun sosial media miliknya tepat dihari ulang tahunnya. Saya memang tidak ikut memberikan ucapan di akunnya tersebut, tetapi saya tak pernah berhenti mendoakannya. Namun malam itu mungkin adalah malam yang naas untuk saya. Malam dimana seperti yang sudah saya bayangkan sebelumnya. Malam yang seperti mimpi buruk bagi saya.
Jantung saya bergemuruh dan berdegup kencang saat membaca ucapan dari seseorang untuknya. Saya bahkan sampai membaca tulisan ucapan tersebut sampai beberapa kali. Dengan jantung yang masih berdegup kencang, saya meninggikan nyali saya untuk membuka akun seseorang tersebut dengan harapan kalau itu tidak benar. Namun kenyataan pahit semakin menghantam hati saya.  Kenyataan tersebut memecahkan hati saya hingga berkeping-keping.
Seseorang tersebut adalah calon istri dari dia yang saya harapkan menjadi teman hidup saya. Lelaki yang sudah saya simpan dihati saya selama bertahun-tahun.

***

Dulu saya pernah membayangkan jika saya tidak bisa bersamanya, maka itu akan menjadi mimpi buruk bagi saya. Dan beberapa tahun yang lalu, mimpi buruk tersebut telah menjadi kenyataan.

Disudut kamar, saya mulai menangis dengan suara yang ditahan setelah sadar bahwa semua yang telah saya baca dan ketahui itu benar dan nyata. Hati saya yang telah hancur semakin perih. Saya terus berharap jika semua ini hanyalah mimpi. Namun yang mimpi hanyalah harapan saya untuk bisa bersamanya dan kenyataannya dia telah menemukan pendamping hidupnya.

Untuk beberapa waktu berikutnya, saya masih terpaku pada rasa sakit yang menyerang organ penting didada saya. Saya masih mudah menangis jika mengingat hal tersebut. Bahkan sampai sekarangpun rasa sakit itu masih dengan mudahnya menyerang hari saya. Saya masih belum bisa melepaskan dia dengan sepenuhnya. Namun saya akui sekarang, sedikit demi sedikit saya sudah merelakannya walaupun sampai detik ini saya masih tidak sanggup melihatnya bersama wanitanya tersebut.

Saya berusaha keras ditemani sang waktu untuk melepaskan dan merelakannya. Semua yang telah terjadi saya jadikan sebagai pelajaran berharga. Saya juga mulai menyadari, kalau rasa sakit kehilangan tersebut mungkin karena kesalahan saya. Saya telah salah karena terlalu berharap kepada manusia. Namun saya tetap menjadikan dia sebagai salah satu hal indah dalam hidup saya. Saya masih selalu mendoakannya. Saya masih mendoakan agar dia selalu berbahagia. Karena sekalipun itu menyakiti saya, kebahagiannya masih menjadi kebahagiaan saya.


SELESAI


Ini sebenarnya curcol abis... :D Tapi, tetap sampai jumpa di jawaban tantangan hari terakhir...

Rabu, 15 Maret 2017

Forever



Hari Kelima: Ambil sebuah buku terdekatmu. Carilah sebuah paragraf di dalam buku tersebut yang sangat kamu ingin tuliskan dan kenapa kamu memilih paragraf tersebut.


“And then we continued blissfully into this small but perfect piece of our forever.”.
The Twilight Saga: Breaking Dawn Part 2


Kenapa saya memilih paragraf ini?

Kalau ditanya hal itu, saya cuma bisa jawab karena saya suka efek saat bagian terakhir dari film The Twilight Saga Breaking Dawn Part 2 yang menampilkan gambar lembaran dari novelnya dan terhenti dihalaman terakhir yang menunjukkan kalimat tersebut. Lalu lembaran kertas itu berubah menjadi warna hitam dan hanya kata “forever” berwarna putih yang terlihat.


SELESAI


Sampai jumpa di jawaban tantangan hari keenam.....

Selasa, 14 Maret 2017

Cinta Itu.....



Hari Keempat: Bagaimana definisi “cinta” menurutmu.

Cinta itu....
Dulu, ketika timbul perasaan senang terhadap lawan jenis dan timbul pula perasaan gugup saat berinteraksi dengan lelaki tersebut, saya menyebutnya “cinta”.
Jika dulu saya sering terjebak pada perasaan suka atau kagum yang kadang-kadang sering dianggap sebagai perasaan “cinta”, kini saya mulai memahami apa itu “cinta”.
Cinta itu tidak hanya sekedar perasaan suka, kagum, senang saat bertemu, senang saat berinteraksi, senang saat bersama dan perasaan-perasaan memabukkan lainnya. Tetapi cinta lebih dari itu.
Cinta itu kebahagiaan.
Cinta itu kedamaian.
Cinta itu perjuangan.
Cinta itu pengorbanan.
Cinta itu penuh air mata.
Dan cinta itu tidak selamanya berujung bahagia.
Saya pernah merasakan sakitnya hancur karena cinta. Namun dari sana saya mengerti dan belajar satu hal, bahwa pengorbanan saya untuk kebahagiannya adalah bukti rasa cinta saya kepadanya.
***
Saya pernah membaca tulisan seseorang di media sosial, ia mengatakan kalau cinta yang baik adalah yang membuatmu dekat dengan Tuhan dan menjadi diri yang lebih baik lagi. Kini mungkin definisi “cinta” saya telah berubah.
Saya sadar selama ini saya telah salah karena memberikan hati saya kepada manusia. Seharusnya saya tidak mengharap kepada manusia dengan berlebihan karena rasa sakitlah yang saya dapatkan.
Bagi saya sekarang, cinta bukan lagi hanya sekedar rasa senang dan gugup saat berinteraksi dengan seorang lelaki, tetapi cinta adalah saat seorang lelaki berani mendatangi saya dengan niat yang serius.

“Cinta adalah saat kau datang memintaku untuk menjadi pelengkap separuh hidupmu.”.

SELESAI

Sampai jumpa di jawaban tantangan Hari Kelima.

Senin, 13 Maret 2017

Pengen Punya Anak Kembar



Hari Ketiga: Kira-kira bagaimana perasaanmu jika kamu mempunyai anak sementara  anak tersebut tidak sesuai  dengan apa yang kamu harapkan.

Saya mempunyai keinginan kalau punya anak nanti anaknya kembar perempuan. Dari sekarangpun saya selalu berharap dan berdo’a kalau suatu saat nanti keinginan saya ini dapat terwujud. Saya tahu kemungkinannya sangat kecil untuk bisa memiliki anak kembar karena keluarga saya tidak memiliki keturunan kembar. Tetapi dengan kemajuan teknologi saat ini, saya optimis dan dengan izin Allah SWT, saya diberi kepercayaan bisa memiliki anak kembar.
Kata teman-teman saya yang sudah memiliki anak, punya anak satu saja cukup melelahkan apalagi jika harus dua sekaligus. Tetapi saya mengatakan dengan mereka, kalau lelah dan repot itulah yang ingin saya rasakan. Tidak tahu kenapa, saya memiliki keinginan untuk punya anak kembar tersebut karena saya ingin merasakan bagaimana lelah dan repotnya mengurus anak kembar. Lelah dan repot itu nanti tentu akan sebanding dengan kebahagiaan yang akan saya rasakan melihat pertumbuhan mereka setiap waktunya.
Kalau ternyata nanti anak saya bukanlah anak kembar seperti yang diharapkan, saya akan tetap menerima dan menyayangi anak tersebut. Mungkin saya akan sedikit kecewa, tetapi saya akan menerimanya karena itu sudah menjadi ketentuan dari Allah SWT. Saya akan berusaha sebaik-baiknya mendidik anak tersebut agar menjadi anak yang baik. Dan juga mungkin saya akan kembali berusaha agar bisa diberi kepercayaan memiliki dan mengasuh anak kembar. Saya akan berusaha kembali agar bisa mengandung dan memiliki anak kembar seperti yang saya harapkan.

SELESAI


Sampai jumpa di jawaban tantangan Hari Ketiga.