"I Love You"
Lelaki berambut mohawk itu duduk dengan santainya dibawah
sebuah pohon yang rindang. Badannya memang tidak seseksi David Bekham, tapi ia
adalah lelaki yang sangat kucintai. Ia mewarisi
bentuk rupa ayahnya yang asli Indonesia dan bukan mewarisi bentuk rupa
ibunya yang berasal dari Inggris. Wajah manisnya membuatku begitu terpesona,
alisnya yang tebal dan giginya yang putih saat ia tersenyum selalu membuatku
jatuh cinta.
Aku melangkah menuju pria yang duduk tersebut, ia menatap
kesamping kiri saat sadar aku telah ada disana. Ia tersenyum kearahku, dan aku
membalas senyumannya. Ia mengelus rambut hitamku dan mengecup keningku. Aku
menyandarkan kepalaku dibahu tegapnya. Ya, inilah hal yang paling kusukai,
berlama-lama menyandarkan kepalaku dibahunya.
“Apa yang kau lakukan disini?” tanyaku.
“Aku hanya duduk disini menunggumu.” Jawabnya. Aku
tersenyum, dia terlalu sering menggombaliku dengan kata-kata romantisnya.
“Bolehkah aku bertanya sesuatu?” tanyaku lagi.
“Apa?” tanyanya singkat.
“Apa yang membuatmu begitu mencintaiku?”. Ia memutar
badannya dan mengangkat dguku dengan ibu jari dan telunjuknya.
“Bukannya sudah kubilang padamu saat pertama kali kita
bertemu. Kau berbeda dari perempuan yang pernah kutemui. Karena itulah aku
menginginkanmu.” Aku tersenyum, tertunduk malu mendengar jawabannya.
“Lalu apa yang membuatmu mencintaiku?” tanya lelaki itu.
“Karena kau yang selalu ada apapun yang terjadi denganku.
Dan kupikir, kau pantas untuk kucintai.” Jawabku.
“Manis sekali.” Ucapnya. Aku tertawa kecil mendengar
ucapannya, iapun juga ikut tertawa.
“Maukah kau berjanji sesuatu?” tanyanya.
“Berjanji apa?”.
“Berjanji untuk selalu mencintai, apapun yang terjadi.”.
aku menangguk. Ia berdiri dan menberikan tangannya padaku, aku meraih tangannya
tersebut. Lalu ia meletakkan tangan
kanannya diatas dada sebelah kirinya.
“Aku Richard Wikusuma berjanji akan selalu mencintai
Sinta Affandi hingga akhir hidupku. Dan aku berjanji, akan selalu menjaganya
dan tidak akan membiarkannya merasa sedih dan kesepian.”.
“Dan aku Sinta Affandi berjanji akan selalu mencintai
Richard Wikusuma hingga akhir hidupku.
Tak perduli apapun yang terjadi, aku akan selalu bersamanya hingga maut memisahkan
kami.”.
Begitulah
janji yang kami ucapkan dibawah pohon rindang ini, aku membiarkan tubuhku
berada dalam dekapannya. Dan sekali lagi, ia kembali mengecup keningku. Aku memejamkan
mataku saat bibirnya mendarat dikeningku, dan membiarkan ia menautkan hidungnya
dihidung mancungku.
“Aku
sangat mencintaimu.” Bisiknya lirih ditelingaku. Aku membiarkan tubuhku didekap
erat olehnya.
“Aku
juga.”. sahutku lirih.
Kami
kembali duduk dibawah pohon tersebut. Aku memegang tangannya yang melingkar
ditubuhku seakan tidak ingin ia melepaskan pelukannya. Berada dalam pelukannya memang
sangat nyaman, hingga wajah bulat manisku tak berhenti tersenyum. Aku berharap
kami akan selalu seperti ini,akan terus seperti
ini hingga tampak kerutan diwajahku dan tampak rambut berwarna putih dikepalanya,
dan hingga nafas kami tak berhembus lagi.
“selesai”


Tidak ada komentar:
Posting Komentar